Rabu, 29 April 2009

Flu Babi vs Flu Burung

Kecemasan Dunia dan Pencegahan Penyakit Flu Babi

Jakarta - Strain baru dari flu babi (swine flu) ini telah semakin menakutkan. Hal ini bermula dari penyebaran penyakit baru ini di Meksiko. Dunia kesehatan dikagetkan oleh kondisi ini karena penyakit baru ini bisa bersifat pandemik dan meyebar ke seluruh penjuru dunia seperti penyakit flu Burung.

Kalau ini terjadi akan sangat mengkhawatirkan. Tentunya Indonesia sebagai negara tropis akan secara mudah terjangkiti oleh penyakit baru ini.

Bahkan, Badan dunia World Health Organization (WHO) telah menetapkan sebagai kondisi akut atau darurat. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal WHO Margaret Chan. Dalam penjelasannya Chan mengatakan bahwa wabah yang tidak pernah dilihat sebelumnya memiliki "potensi menyebar keseluruh dunia (Pandemi)".

Penyakit ini menunjukkan gejala-gejala demam lebih dari 39 derajat celcius, badan nyeri, batuk, sakit tenggorokan, pembengkakan (congestion) jalan pernafasan, dan dalam beberapa kasus, muntah, dan diare. Akhirnya bisa menyebabkan sebagai ancaman kehidupan.

Dalam kondisi tersebut virus H1N1 yang biasanya hanya terdapat dan menginfeksi hewan babi dan meyebabkan penyakit pada binatang tersebut ditemukan pada penderita penyakit flu babi. Virus tersebut mengalami mutasi dan berubah strain genetiknya dan akhirnya dapat tumbuh dan hidup dalam tubuh manusia serta menimbulkan penyakit baru yang kemungkinan lebih ganas dari flu Burung.

Selanjutnya dapat menyebar baik dari babi ke kemanusia maupun antar manusia. Sehingga, akan menjadi bencana dan kecemasan dunia.

Di Meksiko telah dilaporkan 81 orang yang meninggal akibat penyakit ini. 1.324 orang yang menderita terjangkit penyakit flu Babi dan kemungkinan jutaan lainnya mempunyai resiko menderita penyebaran penyakit baru yang sangat menakutkan ini. Bahkan, penyakit ini telah dilaporkan terdapat 11 penderita di San Diogo, Texas, Kansas, dan New York Amerika.

Melihat penyebaran penyakit yang begitu cepat dan potensi penyebarannya ke seluruh dunia termasuk Indonesia yang sangat mengkhawatirkan maka saatnya pemerintah melakukan tindakan pecegahan (preventive) penyebaran penyakit ini di Indonesia untuk melindungi warga negara dari bahaya penyakit baru ini.

Oleh karena penyebarannya antar manusia dengan awal vektor virus ini berasal dari babi maka ada tiga langkah utama yang bisa dilakukan Pemerintah Indonesia yaitu:

1) Mengintensifkan karantina dan pengawasan bandara international sebagai tempat masuknya (entry point) penyakit. Pengawasan dan pendeteksian bisa dilakukan bagi semua pendatang yang memasuki atau pun transit di bandara international di Indonesia dengan melakukan deteksi dini. Jika ada penumpang atau pun pendatang dengan gejala awal seperti tersebut di atas selayaknya segera dilakukan karantina oleh petugas kesehatan Bandara. Jika benar mereka menderita penyakit tersebut segera dilakukan pengobatan di bandara. Bahkan, bisa dilakukan deportasi.

2) Memperbaiki lingkungan. Khususnya lingkungan peternakan (khususnya peternakan babi) yang ada di Indonesia. Dengan cara pembersihan dan memperbaiki sanitasi dan kesehatan lingkungan di daerah peternakan tersebut. Hal ini dapat dilakukan oleh Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Departemen Pertanian.

3) Memberikan vaksinasi flu dengan menggunakan Tamiflu pada daerah-daerah rawan. Tentunya ini menjadi tanggung jawab Departemen Kesehatan. Khususnya Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular (P2M).

Jika semua tersebut telah dilakukan secara maksimal, dilanjutkan dengan monitoring, untuk mengantisipasi penyebaran dan melonjaknya wabah penyakit ini di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia.


Oleh : Taruna Ikrar, MD, PhD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEKEDAR SARAN, Mohon Gunakan Name/Url Agar Ada Link BalikNya.